Kamis, 22 November 2012

Naskah Teater "Hari Pahlawan"


Hari pahlawan
Narator :
Kisah ini berawal abad ke-16 saat pasukan Belanda memasuki wilayah NKRI, niat mereka yang awalnya hanya membeli rempah-rempah dari Indonesia seketika berubah menjajah ketika melihat kekayaan alam Indonesia yang sangat menggiurkan. Rakyat pun oleh mereka dipaksa kerja atau dalam istilah Belanda kerja rodi.
Tanggal 1 Maret 1942, tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa, dan tujuh hari kemudian tanggal 8 Maret 1942, pemerintah kolonial Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang berdasarkan Perjanjian Kalijati. Setelah penyerahan tanpa syarat tesebut, Indonesia secara resmi diduduki oleh Jepang.
Tiga tahun kemudian, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu terjadi pada bulan Agustus 1945. Dalam kekosongan kekuasaan asing tersebut, Soekarno kemudian memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Gebrakan 5 menit pertama :
(Rakyat berteriak “merdeka” berkali-kali sambil instage ke panggung. Kemudian yang bertindak sebagai Soekarno membacakan teks proklamasi)
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal² jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17-8-'05
Wakil2 bangsa Indonesia.
(Setelah Soekarno membacakan teks proklamasi, beliau berpidato yang membakar semangat rakyat Indonesia)
Demikianlah saudara-saudara!
Kita sekarang telah merdeka!
Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita!
Mulai saat ini kita menyusun Negara kita! Negara Merdeka, Negara Republik Indonesia – merdeka kekal dan abadi. Insyaallah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu!
(kemudian semua outstage sambil teriak “merdeka” berkali-kali pula)


Narator :
Setelah kekalahan pihak Jepang, rakyat dan pejuang Indonesia berupaya melucuti senjata para tentara Jepang. Maka timbullah pertempuran-pertempuran yang memakan korban di banyak daerah. Ketika gerakan untuk melucuti pasukan Jepang sedang berkobar, tanggal 15 September 1945, tentara Inggris mendarat di Jakarta, kemudian mendarat di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945. Tentara Inggris datang ke Indonesia tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) atas keputusan dan atas nama Blok Sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan perang yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya. Namun selain itu tentara Inggris yang datang juga membawa misi mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintahan Belanda sebagai negeri jajahan Hindia Belanda. NICA (Netherlands Indies Civil Administration) ikut membonceng bersama rombongan tentara Inggris untuk tujuan tersebut. Hal ini memicu gejolak rakyat Indonesia dan memunculkan pergerakan perlawanan rakyat Indonesia di mana-mana melawan tentara AFNEI dan pemerintahan NICA.
Di rumah bung Tomo.
Istri    : Kang, ini minumnya.
Tomo : Terima kasih.
Istri    : Boleh kan aku memijitmu kang?
Tomo : (Menoleh kepada istrinya kemudian mengangguk)
Istri    : Kang, apa tidak lelah? Mengasohlah sejenak. Telah kusiapkan kamarmu.
Tomo : Lelah? Tak pantas kata itu terucap bagi kami sebagai perajurit dinda.
Istri    : Tapi, dirimu juga manusia kang, butuh istirahat.
Tomo : Aku mengerti. Tapi walau raga istirahat, jiwa kami tak boleh lengah. Ini bukan soal menjaga engkau dan anak-anak saja, tapi rakyat, seluruh rakyat di negeri ini.
Istri    : Tapi, kita kan telah merdeka kang.
Tomo : (Berdiri) Kemarin itu hanya peristiwa proklamasi, hanya sebuah pernyataan untuk membuktikan kepada dunia bahwa kita merdeka secara de facto dan de jure.
Istri    : Lalu?
Tomo : Entahlah, firasatku buruk. Sudahlah dinda, mari kita istirahat.
(Tomo dan istrinya outstage)
(Tak sengaja Toni yang merupakan rakyat Indonesia bersenggolan dengan tentara Inggris)
Tentara: Hei kamu, kurang ajar sekali.
Toni   : Maaf saya tidak lihat, tidak sengaja.
Tentara: Tidak lihat, tidak lihat. Alasan kamu yaa. Dasar pribumi. Baju saya jadi kotor, sepatu saya juga. (sambil melap bajunya) Kamu lap sepatu saya.
Toni   : Tapi....
Tentara: Apa? Berani kamu yaa? (mengeluarkan pistol)
Toni   : (dengan gugup melap sepatu tentara Inggris tsb)
(Tentara Inggris outstage, kemudian masuklah dua kawan Toni)
Bur     : Siapa dia Ton?
Yono  : Iya, siapa dia Ton? Kok pakai seragam tentara?
Toni   : Entahlah, aku juga baru melihatnya. Baru hari ini.
Bur     : Tadi dia suruh kau apa?
Toni   : Melap sepatunya.
Yono  : Kau lakukan?
Toni   : Iya.
Bur     : Kamu itu bodoh sekali, mau saja diperbudak olehnya.
Yono  : Iya Ton, kita ini kan sudah merdeka.
Toni   : Aku terpaksa, dia bawa senjata.
Bur     : Apa? Bawa senjata?
Yono  : Lah, jangan-jangan dia itu tentara Inggris yang kabarnya kemarin akan masuk kembali ke NKRI.
Toni   : Dengar di mana kamu?
Yono  : Di radio, kemarin.
Bur     : Tapi untuk apa yaa? Menjajah kita lagi?
Toni   : Ahh, sudahlah. Kalau begitu ayo segera kita laporkan ke bung Tomo.
Bur     : Iya yahh.
Yono  : Iya, ayo.
(Ketiganya outstage)
Di rumah bung Tomo.
Toni   :Bung Tomo.
Bur     : Assalamu Alaikum bung.
Istri    : (berlari instage) Maaf, ada apa yaa?
Yono  : Eh, neng bung Tomo ada? Kami ada perlu.
Istri    : Oh iya tunggu sebentar saya panggilkan yaa (outstage)
Tomo : (instage) Hei kalian, ada apa?
Toni   : Begini bung, tadi tanpa sengaja saya menyenggol tentara Inggris.
Bur     : Yaa, rupanya mereka kembali memasuki wilayah NKRI.
Tomo : Apa? Bagaimana mungkin? Negara kita telah memproklamirkan kemerdekaannya 17 Agustus lalu.
Yono  : Kami pun tak habis pikir.
Tomo : Aku yakin ada niat jahat di balik kedatangan mereka kembali. Kita tak boleh tinggal diam, aku akan segera menyiarkan ke radio mengenai hal ini, rakyat harus dibangunkan, kita harus siap perang kembali. Kalian, persiapkan pasukan dan persenjataan.
Ketiganya: Siap (kemudian outstage)
(Ibu-ibu instage, mereka membawa keranjang cucian. Ibu Ani yang seorang bangsawan diikuti ibu-ibu lainnya)
Ibu 1   : Alhamdulillah yaa bu, kita sekarang telah merdeka.
Ibu 2  : Iya, berkat perjuangan bangsa kita.
Ibu 3  : Suami kita tepatnya. (yang lain tertawa)
Ani     : Memang suami ibu-ibu semua kemarin ikut berperang?
Ibu 4  : Iya bu, tapi sayang suami saya gugur di medan perang.
Ani     : Sabar yaa bu.
Ibu 5  : Suami ibu Ani mah enak, mana mungkin ikut berperang, beliau kan seorang bangsawan.
Ani     : Tidak juga kok bu, lagipula suami saya berperang secara diplomatis.
Ibu 1   : Tapi enak ya kalau perangnya secara diplomatis? Tidak perlu turun lapangan.
Ibu 2  : Ibu Ani mana rasa seperti yang kami rasa, was-was menunggu suami pulang dengan selamat atau tinggal nama.
Ibu 3  : Yah, namanya saja bangsawan toh?
Ani     : Tapi, perang secara diplomatik juga berandil besar terhadap kemerdekaan negeri kita, kadang kita tak perlu adu kekuatan untuk memenangkan perang.
Ibu 4  : Sudah, toh kita sudah merdeka. Apa lagi yang disoalkan?
Ibu 5  : Yang penting sekarang itu bagaimana kita membangun bangsa, anak-anak harus disekolahkan.
Ani     : Tenang bu, sekarang kaum pribumi pun sudah bisa sekolah.
Ibu 1   : Wah, bagus itu bu.
Ibu 2  : Iya, kalau anak kita sekolah mereka takkan mudah diperbudak oleh kaum-kaum penjajah.
(Tentara instage, memasang bendera merah putih biru)
Ibu 3  : Hei, ibu-ibu coba lihat yang di sana.
Ibu 4 : Loh, perawakannya seperti tentara penjajah yaa?
Ibu 5 : Iya yah. Wah ada apa yah?
Ani     : Mereka memasang bendera. Ahh, aku tahu. Mereka tentara Inggris yang kabarnya akan masuk ke NKRI kembali. Kalian kabari yang lainnya, aku akan memata-matai mereka.
(Ibu-ibu outstage sementara Ani memata-matai tentara Inggris)
Tentara: Selanjutnya tugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan perang yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya. Namun selain itu, akan kubawa kembali negeri ini menjadi jajahan Hidia Belanda. Hahaha.
Ani     : (tidak sengaja menjatuhkan keranjang cuciannya)
Tentara: Hei, siapa kau?
Ani     : Kurang ajar kau tentara laknat. Kami telah merdeka, kau pikir kami akan kalah.
Tentara: Cerewet sekali kau ini, dasar bangsa terhina. Tapi, kamu cantik juga. (mencekik leher Ani, kemudian menyeretnya outstage)
Ani     : (teriak) Jangannn....
Tentara: Hahaha.
(Ibu-ibu melapor kepada bung Tomo)
Ibu 1   : Bung, kami melihat tentara Inggris.
Ibu 2 : Yahh, mereka memasang bendera penjajah.
Tomo : Di mana bu?
Ibu 3  : Di hotel Yamato bung.
Ibu 4  : Ada baiknya kita segera bertindak.
Ibu 5  : Nampaknya mereka ingin kembali menjajah NKRI.
Tomo : Baiklah kalau begitu ibu-ibu sekalian pulang ke rumah, amankan diri dan anak-anak kalian.
(Ibu-ibu berlarian outstage)
Tomo : Toni, Bur, Yono (teriak, kemudian ketiganya instage)
Bur     : Ada apa bung?
Tomo : Segera cek hotel Yamato, tentara Inggris mengibarkan bendera penjajah.
Ketiganya: Siap.
Sesampainya di hotel Yamato.
Yono  : Hei tentara laknat, untuk apa kau datang ke mari lagi?
Tentara: Hahaha bukan urusan kalian.
Toni   : Kalau ingin menjajah, sebaiknya urungkan niatmu itu.
Bur     : Lalu untuk apa kau pasang bendera itu? Ayo kita robek!
Tentara: (mengeluarkan pistol) Mau macam-macam kalian ya? Berani?
Ketiganya mudur selangkah demi selangkah, kemudian muncullah bung Tomo membakar semangat mereka dengan pidatonya.
Tomo : Saudara-saudara
Bersiaplah! Keadaan genting.
Tetapi saya peringatkan sekali lagi.
Jangan mulai menembak.
Baru kalau kita ditembak.
Maka kita akan ganti menyerang mereka itu.
Kita tunjukkan bahwa kita itu adalah orang yang benar-benar ingin merdeka.
Dan untuk kita saudara-saudara.
Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.
Semboyan kita tetap.
Merdeka atau mati.
Dan kita yakin, Saudara-saudara.
Akhirnya, pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita.
Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.
Percayalah Saudara-saudara!
Tuhan akan melindungi kita sekalian.
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Merdeka!
Rakyat pun terbakar semangatnya kemudian menyerang para tentara penjajah.
Setelah itu mereka merobek warna biru pada bendera yang dikibarkan penjajah.
Narator :
Pertempuran berdarah yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada hari 10 November ini kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh Republik Indonesia hingga sekarang.

8 komentar:

  1. apakah sudah pernah di tampilkan ?

    BalasHapus
  2. Assalam, luar biasa naskahnya. Izin copas ya mbak, kebetulan kami ingin coba mengikuti lomba teater untuk pertama kalinya. jadi, naskah milik mba ini kami jadikan acuan. Terima kasih.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. maaf ka, boleh saya copy datanya untuk sebuah contoh drama agustusan nanti

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus